Senin, 27 Mei 2013

sampai hari ini

Sampai hari ini, hari dimana aku masih merindukan kamu. Hari dimana kamu masih tak melihatku, hari dimana aku tak bisa berhenti memikirkanmu.
aku terlalu sering memikirkan kamu, bahkan aku tak tahu berapa kali aku harus memikirkan kamu dalam satu hari.
Aku menyukai caramu menatapku, aku menyukai caramu tersenyum kepadaku.
ketahuilah kamu, orang yang aku kagumi. aku merindukan kamu.

:')

Ketika hati tersakiti, bisakah kamu datang untuk mengobati?
Ketika perasaanku mulai mati, adakah kamu untukku menemani?
Ketika cinta mulai menunjukkan keegoisannya, mampukah kamu memungkiri?
Ketika aku memilih untuk mempertahankanmu, taukah kamu aku tersakiti?

I ♥ Boyfriend



            Langkah kaki ku terdengar cukup bising. Aku terpaksa berlari karna kebiasaan jelekku terulang lagi, hari pertama Orientasi ku harus ternodai karena aku lupa menyalakan jam alarm-ku sebelum tidur semalam. Uhhh .. aku seperti gadis tolol yang sedang kebingungan mencari ruang kelas ku. Aku masih terburu-buru mencari namaku dipapan pengumuman . KETEMUU ! aku menemukan namaku didepan jendela ruang I , akupun langsung masuk dan mencari tempat duduk.
                ‘ untung , masih keburu ! ’ gumamku dalam hati, aku melihat sekeliling ruang kelas yang sedikit bersih ini. Aku memandangi sudut-sudutnya yang dihiasi oleh sawang yang cukup tebal. Ruang ini seperti ruangan untuk narapidana yang tersangkut kasus berat. Huhhh !! aku tidak menemukan hal yang menarik dalam ruangan ini , semua terlihat menjengkelkann !
                *Kelas-ku tampak seperti gudang , anak-anak yang belum aku kenal yang kebetulan sekelas dengan ku masih asik dengan kesibukan mereka masing-masing. Semua orang yang berada dikelas ini terlihat sangat menggelikan , termasuk aku. Kami berdandan seperti orang gila dan kamipun harus menggunakan nama aneh yang diberikan oleh kakak angkatan kami .
                  ASTAGA !! ‘ aku kaget , aku lupa membawa teks namaku. Aku mulai panik.
                ‘ bagaimana ini ? ‘ aku bertanya dalam hati, huh .. sangking terburu-buru tadi sampai aku lupa membawa namaku yang ku letakkan diatas meja belajar ku semalam. Sementara aku masih ketakutan tiba-tiba kegaduhan dikelas lenyap. Kakak angkatan kami masuk.
                ‘ Matilah aku . bagaimana ini ? ‘ keringat ku mengucur , aku tegang sekali. Bagaimana jika kakak itu menanyakan namaku ? bagaimana aku harus mengelak dari pertanyaan-pertanyannya yang mungkin akan membuat ku sangat gugup ? haduuhh , matii akuuuu !
aku terus mencoba mengalih dari kakak itu. Memang mukanya tidak seperti penjagal , tapi tetap saja aku masih merasa kakak tersebut akan membunuhku jika ia tahu kalau aku tidak membawa barang untuk keperluan Orientasi-ku. Aku terus merunduk dan pura-pura tidak tahu kalau ada kakak angkatan yang sedang mengawasi satu-persatu adik kelas nya.
                ‘ kamu. ‘ orang tersebut membuka mulutnya, telunjuknya yang panjang seperti tiang listrik diarahkan padaku, dengan muka sedikit merah ia berjalan ke arahku. Seluruh anak mengalihkan perhatian mereka padaku.
                ‘ mana , nama kamu ? ‘ tanyanya sedikit bingung.
                ‘ annuuuu .. ketinnggggalan kaaa. ‘ jawabku dengan nada ketakutan.
                ‘ ketinggalan ? mana toleran buat adik kelas yang ngga disiplin kaya kamu , masih pake baju SMP aja                 udah mulai betingkah ! saya gak mau tahu , kamu ambil nama kamu dalam waktu 25 detik atau kamu ,              saya jemur dihalaman sekolah. ‘.
Hah ? aku menganga. Mana mungkin dalam waktu 25 detik aku bisa sampai dirumah. Apa kakak ini gila ? atau dia ngga punya otak ? masa iya aku harus sampai dirumah dan membawa nama ku kembali kesekolah dalam waktu yang kurang dari 30detik itu. Dasar gila .
                ‘ hehh ! ‘ ia memukul meja.
                ‘ iia ka , tapi mana bisa saya sampai rumah kalau waktu yang kakak kasih cuma segitu ? ‘
                ‘ saya gak mau tahu . itu urusan kamu , kalau gak sekarang kamu jemur badan kamu yang putih ini diluar , biar mutung sekalian ! ‘ katanya dengan nada agak keras, suaranya yang seperti suara gemuruh itu membuatku beranjak dari tempat duduk ku dan berjalan menuju lapangan. Ugghhh ...
Aku merasa sangat bodoh. Orientasi yang ku kira mengasikkan gagal total karena keteledoran ku. Sangat bodoh

                Belum lima belas menit aku berjemur, monster ganas itu maksud ku kakak itu menghampiriku dan memandangi wajahku , lalu ia tersenyum. Aku tak tahu makna dari senyumannya itu , ia terlihat sangat menjengkelkan. Tiba-tiba ia mengeluarkan suaranya.
                ‘ besok jangan sampai lupa lagi ya dek ! ‘ astaga . kenapa dengan kakak ini ? ia menjadi sangat ramah dan tidak terlihat seperti hantu.
                ‘ ahh . iiyya. ‘ jawabku.
                *Istirahat datang, aku tidak mau beranjak dari tempat dudukku. Aku  masih malu karena kejadian tadi pagi. Kalau saja aku tidak lupa mungkin saja kekacauan ini tidak ada dalam catatan orientasi ku. Mungkin besok aku harus bangun pukul 01.00 malam agar tidak kesiangan seperti hari ini.
Aku tak tahu apa yang anak-anak itu lakuakan diluar sana , mereka tetap saja percaya diri walau mereka tampak seperti badut. Terdengar suara tawa beberapa anak dari luar ruangan. Sulit aku bayangkan akan terus seperti ini selama tiga tahun. Bel berbunyi , tanda waktu bersenang-senang mereka telah habis. Merekapun berhamburan memasuki ruang kelas.
                Beberapa kakak angkatan masuk , satu mendapat perhatianku kakak tersebut terlihat sangat keren. Badannya yang tinggi berpadu dengan kulitnya yang berwarna coklat itu , senyumannya membuat sebuah lubang disisi kanan wajahnya. Keren banget, ku cari letak badge namanya aku terus menelusur seluruh tubuhnya. Aku dapat , aku menemukan nama orang itu , disitu. Dibadge namanya tertulis “ D A V I N “ wauu , keren.
                *Akhirnya penderitan ku berakhir barusan saja terdengar bunyi bel. Salah satu murid memimpin do’a.
hhaahhh .. legaa.. aku berjalan keluar dari gerbang sekolah yang belum berkesan bagiku wajahku tampak ceria. Aku senang karena terlepas dari siksaan-siksaan para monster itu.
Aku mengeluarkan ponselku dari dalam tas dan mulai mengetik sesuatu. Aku mencari name contact di phonebook ponselku. Aku terus mencari , ketemu. Aku langsung mengirim pesan singkat yang barusan ku ketik ke nomor tersebut.
Aku masih menunggu disis kiri gerbang aku bergumam dalam hati. Mengapa ayahku lama sekali menjemputku. Aku fikir ia akan tiba disini dalam waktu 15 menit karena rumahku tidak cukup jauh dari sekolah bahkan terbilang dekat dibanding rumah anak-anak yang lain. Aku mulai bosan menunggu, ayah ku lama sekali menjemputku. Mana sekolah sudai mulai sepi. Huh , memang hari ini tidak ada keberuntungan.
Lama sekaliii .....
                ‘ ayah . mengapa lama sekali ? ‘ Tanya ku dalam hati.
                ‘ belum pulang ? ‘ Tanya seseorang dari belakang , suara nya asing ditelingaku lalu aku menoleh. Ya ampun ka Davin menegur ku mata sipit nya menatapku.
                ‘ ahh belum . masih nunggu jemputan ka. ‘ jawabku malu-malu
                ‘ sama kakak aja , bentar lagi gerbang ditutup lo dek. ‘ ajaknya. Aku hampir saja pingsan tiba-tiba lidah ku menjadi kaku , aku tegang sekali bagaimana in ? bagimana aku harus menjawab ajakannya?
                ‘ haahh , gak usak ka aku udah minta jemput kok. Paling bentar lagi datang. ‘
Aku barusan bilang apa ? ahh . bodohnya aku mengapa tidak aku terima saja ajakan kak Davin barusan.
                ‘ oooo . yia udah dehh. ‘ jawabnya singkat. Aku bingung harus berkata apa lagi , sebelumnya aku tidak pernah segugup ini kalau berhadapan dengan teman-teman cowo yang lain.
                ‘ kok . ngga pulang ?
                   nungguin siapa ? ‘ aku membuka obrolan lagi.
                ‘ apa ? ohh . iya nti kakak pulang kalau kamu udah dijemput.
                 Kakak kan nungguin kamu. ‘ ya ampun , aku hampir  saja meleleh mendengar kata-katanya barusan.
                ‘ hah kok gitu ? ‘
                ‘ iya , kasian kamu nanti nangis lagi kalau nungguin disini sendirian. ‘
                ‘ enak aja ! ya ngga lah ! ‘ jawab ku agak menjerit
                ‘ hahaha , becanda aja dek dek. ‘ hmm , kak Davin emang ganteng banget. Wajar aja kalau aku suka sama dia.
                *Aku pulang. Wajahku tampak masam aku terpaksa menarik perkataan ku yang menolak pulang bareng kak Davin , karena ayah tidak menjemputku. Aku langsung menuju kekamar dan menjatuhkan tubuhku diranjang. Aku masih ingat mimik muka kak Davin tadi J
akupun tertidur karena lelah menjalani hari pertama orientasi ku.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari kedua
                Aku merasa sangat percaya diri hari ini karena aku yakin tidak akan ada kata hukuman seperti kemarin aku mulai berjalan menuju kelas dan menebarkan senyum kesemua orang. Dan siap menjalani hari ini.
                *Huh , sudah hampir pulang aku tak melihat kak Davin , aku ingin sekali melihat wajahya walau dari kejauhan. Tapi sudah siang begini aku masih saja tidak menemukan dia . huh. Tiba-tiba bel pulang menjerit , aku lesu. Hari ini tidak ada sosok kak Davin yang menghiburku. Kemana perginya kak Davin ya ? aku terus bertanya-tanya. Dan seorang murid memimpin do’a.
aku berjalan keluar gerbang , aku masih mencari kak Davin. Siapa tahu aku bertemu dia , aku arahkan pandangan ku ke sekeliling sekolah. Tetap saja aku tidak menemukan kak Davin. Ahh . percuma saja !
Ayah sudah menunggu ku di depan gerbang, aku berlari kecil menghampirinya.
                ‘ ayah nunggunya udah lama lo ya. ‘ gerutu ayah ku
                ‘ haha . maaf ayah ku sayang. ‘ jawabku tertawa.
Sesampainya aku dirumah aku langsung mengganti pakaian , aku letakkan alat sekolah ku di atas ranjang tidurku. Aku masih bingung karena ketidakhadiran kak Davin hari ini. Padahal aku kira aku akan melakukan sedikit obrolan seperti kemarin. Ternyata... aku salah jangan mau ngobrol bertemu saja tidak !.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari terakhir MOS.
                Yes ! Besok aku akan mulai mengenakan seragam putih abu-abu ku. Dan mulai besok juga aku akan lepas dari image anak SMP yang masih lugu.
Hari ini , hari terakhir masa orientasiku merupakan hari yang bersejarah bagiku karena hari ini hari terakhir ku menggunakan seragam SMP ku. Hore , mulai besok aku bisa menjuluki diriku remaja SMA , bukan anak SMP yang ingusan lagi.
                *Bel berbunyi tawa anak-anak itu sedikit demi sedikit mulai hilang mereka pun kembali kekelas mereka masing-masing dan mulai mengunci mulutnya. Beberapa kakak angkatan yang tidak aku kenal memasuki kelas. Ternyata mereka wakil dari berbagai ekstra kulikuler yang ada disekolah ini. Aku tidak memperhatikan wajah mereka satu-persatu karena hanya satu yang aku perhatikan dalam barian itu yaitu kak Davin. Pusat perhatian ku hanya tertuju pada kak Davin yang super keren itu.
Bel istirahat menjerit , tampak beberapa kakak angkatan mengintip dari luar jendela , aku tidak mengenal mereka mungkin salah satu dari mereka menyukai teman sekelasku. Dan itu bukan urusanku , aku masih saja sibuk dengan buku coretan ku.
Suasana kelas hari ini terdengar sedikit tenang hari ini kami sudah mulai belajar seperti murid lainnya. Tidak lama kemudian bel pulang berbunyi sekelompok anak berlari keluar kelas akupun termasuk dalam kelompok itu. Aku perhatikan jalan-jalan disekolah ini , beberapa bagian disekolah ini masih berupa tanah merah. Adajuga yang ditumbuhi rumput-rumput kecil sehingga terlihat sedikit hijau. Dari kejauhan ku lihat kak Davin sedang mendorong motornya, dengan gesit aku rapikan rambut dan seragam ku dan agak mempercepat jalanku agar dapat menghampiri kak Davin. Belum sampai aku menghampirinya mesin motor kak Davin menyala dan ia mengendarai motornya.
                ‘ ahh . sial ! ‘ gumamku dalam hati. Tiba-tiba aku terjatuh.
                ‘ auuuuuuuu. ‘ aku menjerit dan menoleh , aku pandangi wajah orang yang menabrakku. Aku tidak mengenali nya akupun beranjak bangun dan pergi meninggalkan orang yang mencelakaiku itu ..
Hari ini memang mengesalkan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari pertama aku menggunakan seragam SMA ku J
                Disini ceritaku dimulai. Aku masih menunggu ayah terbangun dan pergi mengantarku , aku bercermin aku tidak menyangka sekarang aku adalah siswi SMA. Kata orang masa SMA adalah masa dimana kita mengenal cinta aku tak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta mungkin di SMa ini aku kan mulai bergaul dengan yang namanya cinta.
Ku pandagi diriku dicermin , aku perhatikan seragam baruku ini. Badge nama yang ditulis dengan tulisan tegak bersambung menuliskan namaku dibadge itu tertulis nama “ Haya ”. Ya ampun sudah sejauh ini aku bercerita aku lupa mngenalkan diriku , namaku Haya aku seorang siswi SMA yang baru saja lulus dari SMP yang cukup punya nama dikota ku. Walau itu bukan SMP terfavorit tapi setidaknya aku melewatkan tiga tahun ku disana. Sekarang aku adalah gadis remaja yang berseragam putih abu-abu bukan lagi anak SMP yang penuh dengan kenakalan. Disekolah baruku , aku akan mualai melatih diriku menjadi benar-benar remaja yang dewasa.
                ‘ Haya , ayo berangkat ! ‘ jerit ayah dari luar pintu yang berornamen jawa itu.
                ‘ iya yah , tunggu. ‘ jawabku sedikit melengking , akupun berlari menuju ayah yang menungguku diluar.
                *Sampainya aku disekolah aku langsung menuju kelas ku. Lalu aku meletakkan task u dibangku , tiba-tiba seseorang datang dan dtersenyum padaku aku pun membalas senyumannya itu kemudian ia menaruh tas nya disamping tempat dudukku.
                ‘ ahh . mangapa aku belum mendapat teman ? ‘ aku menggerutu.
                ‘ kenapa ngga keluar ? ‘ Tanya seseorang yang membuat ku kaget.
                ‘ ahh . engga males. ‘
                ‘ oh. ‘ jawabnya , lalu ia tersenyum lagi padaku kulihat namanya.
                ‘ oh olin. ‘ kata ku dalam hati.
                Bel istirahat berbunyi , seorang murid memimpin kami untuk memberi salam kepada guru yang barusan mengajar kami.
Semua murid berlari menuju kantin. Sementara aku terus menggoyangkan penaku di buku coretanku.
Aku masih duduk di dalam kelas. Olin mendatangiku dan mengajakku kekantin , aku  tidak mau menolak ajakan teman baruku ini. Lalu kami berdua pergi kekantin , ketika aku dan Olin sedang berjalan kearah kantin aku melihat tubuh tinggi kak Davin sedang berjalan membelah lapangan. Tidak ada yang aku fikirkan saat itu kecuali mengikuti langkah si pangeran tampan ku itu. Sangking tidak sadar , aku sampai hampir menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengan ku. Shiittt !!!!.
Tapi , siapa yang aku tabrak ini ? matilah aku , aku tidak berani mengangkat kepala ku.
                ‘ mmaaaafff. ‘ ucapku terbata-bata
                ‘ gak apa apa kok , ngga nabrak juga kan ? gak usah takut. ‘
                ‘ ahhhh. ‘ jawabku seraya mengangkat kepalaku, tapi .. betapa terkejutnya aku saat aku mengetahiu bahwa orang yang di hadapanku ini adalah orang yang mencelakaiku kemarin. Sebenarnya ingin sekali aku menarik rambutnya , tapi dilihat dari cara dan gaya berpakaiannya sepertinya di kakak kelas ku. Aku urungkan niat ku dan pergi menjauhinya.
                ‘ kakak itu gimana ? ‘ ucap Olin saat aku sedang membuka bungkus lollipop yang aku beli bersamanya barusan.
                ‘ hah ? maksudnya ? ‘
                ‘ haduhhh , ya apa pendapat kamu tentang kakak itu ? ‘ pertanyaan Olin membuat aku bingung , aku tidak mengerti apa tujuan dia bertanya seperti itu padaku.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Olin bel berbunyi , tandanya aku dan Olin harus menyudahi obrolan kami tentang orang aneh itu. Syukurlah , akhirnya aku terbebas dari perrtanyaan Olin tentang orang yang membuat ku jengkel itu.
                *Barusan saja terdengar lengkingan suara bel yang membuat telinga ku sedikit sakit. Seorang murid memimpin do’a. Aku langsung bergegas keluar kelas dan mengahampiri ayah yang mungkin sedang menungguku diluar. Aku merasakan getaran dari kantong saku ku , aku keluarkan ponselku ternyata satu pesan dari nomor yang tidak aku kenal.
                ‘ siapa ? ‘ tanyaku dalam hati. Aku abaikan pesan itu mungkin itu dari orang yang hanya iseng mengerjaiku saja aku terus kan langkahku menuju pintu gerbang. Lalu ponselku bergetar lagi kali ini nomor itu menelfon ku. Tidak ada niat sedikitpun untukku angkat telfon tersebut aku tidak perduli aku abaikan saja orang  yang tidak penting ini. Aku terus berjalan tapi , sesampai nya aku di gerbang aku tidak melihat ayah. Dimana ya ayah ? kok belum menjemputku ?
Aku masih menunggu di depan gerbang aku lihat ayah sedang mengendarai motornya kearah ku. Akhirnya aku dijemput juga.
                Aku pulang , badan ku terasa berat sekali , mata ku sayu sangking ngantuknya. Aku memasuki kamar dan langsung tertidur.
Belum nyenyak aku tertidur ponsel ku berdering , nomor gila yang tadi itu mengirimkan pesan lagi. Sebenarnya aku malas sekali untuk membalas pesan dari orang ini , tapi aku juga tidak mau ia terus menganggu ku.
Aku mencoba membalas pesan itu , aku mulai mengetik sesuatu lalu aku kirim ke nomor itu. Tidak berapa lama dari itu nomor itu membalas pesan ku. Dipesan itu tertulis nama FAJAR.
                ‘ haaahh ?? ‘ aku langsung terbangun dari tempat tidur ku.
                ‘siapa Fajar ini ? kenapa bisa mempunyai nomor ku ? ‘ ucapku.
Aku masih terkejut karena Fajar Fajar itu bisa dapat nomor ku , lalu Fajar menelfonku  aku bingung aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat itu aku terus mencoba tidak mengangkat telfon darinya tapi , ia terus menelfon dan menelfon . ahh , mau tidak mau aku harus mengangkat telfonnya.
                ‘ halo. ‘
                ‘ halo , Haya ia ? ‘
                ‘ iya. ‘ jawabku singkat.
                ‘ ini kak Fajar , tahu kan ? ‘ pertanyannya sangat aneh , bagaimana aku bisa tahu dia kalau aku hanya mengetahui namanya saja.
                ‘ Fajar mana ? knp bisa dapat nomor saya ? ‘
                ‘ Fajar kakak kelas kamu , kelas XII tahu ngga ? ‘ Tanya nya lagi.
                ‘ engga , emang ada yang namanya Fajar ? ‘ Tanya ku ganti
                ‘ ada lahh , buktinya yang lagi nelfon kamu ini namanya Fajar. ‘
                ‘ iya deng , aku lupa hha. ‘
                ‘ kamu temennya Olin ia ? Olin itu gimana ? ‘
                ‘ ngga gimana-gimana , ia biasa aja kok dia itu. Kenapa kamu suka ia sama dia ? ‘
                ‘ annaa . engga ah , kalo kka suka sama dia ngapain kka deketin Haya ? ‘
                ‘ emang aku mau dideketin kamu ? gr kamu ini ! ‘
                ‘ huh . ya udah deh .. ‘
                ‘ hahaha becanda aja lo ka. ‘
                ‘ ia ia , Olin itu pacarnya temen kkak lo dek. ‘
                ‘ ia tah ? siapa ? ‘
Pertanyaan ku belum sempat terjawab kak Fajar , suara ibu terdengar melengking memanggil ku. Ahh padahal aku masih ingin ngobrol dengan kak Fajar.
                ‘ dipanggil tu kamu , udahan dulu ya. ‘
                ‘ iya. ‘
Aku dan kak Fajar itu mengakhiri obrolan kami di telfon , Fajar Fajar itu bisa membuat badmood ku hilang. Ia terus membuat ku tertawa kecil , walau kami baru saja kenal tapi dia bisa membuat kami seperti orang yang sudah lama berteman.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                Hari ini hari sebulan ku disekolah baruku , sudah tiga minggu lebih juga aku mengenal sosok kak Fajar tapi sampai minggu ketiga ini aku bekum mengetahui wajah dan bentuk orang yang ku panggil kak itu.
Aku tak mengerti mengapa aku sangat malas jika aku sudah mendengar jeritan bel sekolah yang menandai waktu istirahat datang , semua murid dikelas ku sangat antusias kalau udah denger  bunyi bel. Semua berbalap-balapan menuju kantin.
                ‘ haaaaaaaaaaaayaaaaaaaaa ! ‘ jerit Olin dari luar pintu kelasku , jeritannya memanggilku untuk mendatanginya.
                ‘ kenapa ? ‘
                ‘ itu tu yang namanya Fajar. ‘ Olin menunjuk kearah segerombolan anak yang sedang tertawa itu.
                ‘ yang mana ? ‘
                ‘ yang bajunya dikeluarin itu ! ‘
hahh !! jadi kak Fajar itu orang yang menabrakku waktu itu. Astaga , jadi selama ini aku dekat dengan orang yang sangat aku benci. Aku mulai lemas , semua yang ku lihat mulai buram lalu aku meninggalkan Olin didepan ruang kelasku sendiri.

                *Sejak saat itu , aku mulai malas jika kak Fajar sudah menelfon atau mengirimkan aku pesan , seringkali pesan atau telfonnya tidak aku jawab. Bila mengingat-ingat tentang dia yang aku ingat hanya kejelekan dia saja. Aku tak tahu mengapa aku tiba-tiba menjadi ilang feeling sama dia.
Aku sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan dia. Beberapa kali kak Fajar menyakan kepada ku mengapa aku berubah padanya , ia terus mengusikku. Aku tidak pernah menjawab pertanyaan ka Fajar jika ia menyakan hal itu pada ku.
                Sudah seminggu aku menjauhi kak Fajar , hari ini ia terus menelfonku.
                ‘ ahh . kenapa sih dia engga bisa kalau ngga ganggu aku ? ‘ gumamku.
Tiba-tiba ia mengirimkan aku pesan , aku buka pesan itu dan membacanya
                ‘ kenapa kau ngga pernah balas pesan kakak ? apa kka punya salah sama kamu
                  kamu udah buat kka terlanjur sayang sama kamu . jangan giniin kka. ‘
Astaga ! apa yang telah aku lakukan ? air mata ku menetes , mungkin aku tidak bisa membohongi perasaan ku sendiri. Aku menyayangi kak Fajar. Tapi aku tidak bisa jika bersama nya. aku membaca sekali lagi pesan itu , tangan ku bergetar aku menangis sejadi-jadinya . layar ponsel ku berkedip , kak Fajar menelfon ku.
                ‘ halo. ‘
                ‘ halo. ‘
                ‘ jauhin aku ka ! ‘
                ‘ kenapa ? apa salah kalau kakak sayang sama kamu ? kka ngga bisa jauhin kamu ngga akan pernah
                  bisa. Jangan kayaginiin kka. Kka udah terlanjur sayang sama kamu. ‘
                ‘ apa susahnya jauhin aku ? ‘
                ‘ susah ! apa kamu gak ada rasa apa-apa sama kka ? ‘
                ‘ maaf. ‘ ucapku tersedu.
                ‘ maaf ? . ‘
                ‘ maafin aku yang udah buat kka sayang sama aku. Maafin aku yang ngga bisa balas semua yang
                  kka rasa. Aku ....... ‘
Aku tidak mampu melanjutkan kata-kata ku. Ini kali pertama aku menangis karna cowo. Saat ini yang aku butuhkan hanya ketenangan. Kemudian aku putuskan telfon dari kak Fajar. Air mataku tak dapat lagi ku bendung , tumpahan air mataku membahasi layar ponsel ku. Aku merasa sangat bodoh , mengapa aku abaikan orang yang selama ini sudah berharap padaku. Aku menyakiti perasaan orang yang menyayangiku.
               
                *Malam ini malam keempat aku dan kak Fajar berjauhan , aku merasakan ada sesuatu yang pergi. Tidak ada lagi perhatian yang diberikan kak Fajar untukku. Aku mengeluarkan buku coretan dari dalam tas ku. Ketika aku mengangkat buku tersebut , aku melihat selembar kertas jatuh dari buku itu. Ku jamah kertas itu , dan kulihat isinya, sebuah kertas lucek dengan berbagai macam coretan. Aku perhatikan kertas itu , terdapat tulisan kecil yang menuliskan nama seseorang. Dikertas itu tertulis Davin , oh ya aku lupa. Bagaimana kabar kak Davin ya ? sudah lama aku tidak melihatnya , karena ruang kelas ku dan kak Davin berjauhan jadi kami jarang bertemu. Lalu aku mulai berfikir , apa aku juga memiliki perasaan yang sama ke kak Davin seperti perasaan ku ke kak Fajar ? tapi mengapa aku tidak pernah merasa sedih kalau aku tidak bertemu dengan kak Davin , tapi aku juga merasa senang dan nervous jika berhadapan dengan kak Davin. Mengapa aku ini ?
                aku terus berfikir tentang perasaan ku ke kak Davin malam ini , tiba-tiba seseorang mengirimkan aku pesan. Buru-buru aku membukanya , dan ... ternyata kak Fajar mengirimkan pesan untukku dia menanyakan kabarku. Aku langsung meringis dengan cepat aku membalas pesan itu. Wajah ku terlihat sumringah aku terus memandangi diriku dicermin , ini ya yang namanya jatuh cinta ? aku menjadi salah tingkah sendiri. Aku merasa sangat happy malam ini. Tak lama dari waktu pada saat aku membalas pesan kak Fajar , lalu ia menelfon ku. Ku layangkan jempolku kearah keypad ku dan menjawab telfon dari kak Fajar.
                ‘ halo. ‘
                ‘ ehm. Halo. ‘
                ‘ iya ka .. ‘
                ‘ apa kabar kamu ? udah lama ya kita ngga ngobrol. ‘
                ‘ ahh. Iya baik kok . kka ? ia udah hampir lima hari kita ngga ngobrol. ‘
                ‘ baik juga kok. Iya udah 96 jam kita ngga ngobrol. ‘
                ‘ iyatah ? cermat amat ka ? ‘
                ‘ iya dong , ehh kamu udah gak mau jauhin kka lagi kan ? ‘
                ‘ hha , iya udah ngga lagi kok. Maaf ya yang waktu itu. ‘
                ‘ ia , gak apa apa kok adek .. ‘
Sangking lamanya aku berbincang dengan kak Fajar sampai aku tidak tahu lagi apa yang akan aku katakan padanya. Sesaat aku dan kak Fajar saling berdiam-diaman. Kemudian kak Fajar membuka obrolan lagi.
                ‘ dek . kamu mau ngga kalau misal jadi pacar kka ? ‘
                ‘ hah ? ‘ tanyaku belaga`  blo`on.
                ‘ ia kamu mau ..................... ‘
telfonnya terputus mungkin pulsa kak Fajar habis. Aku menunggu dia mengirim aku pesan , tapi ia tidak melakukan itu. Huh , mungkin memang dia benar-benar kehabisan pulsa L
                Aku kesiangan ! karena menunggu pesan dari kak Fajar semalam aku jadi tidur kemalaman , haduh aku sangat teledor. Aku terus melihat kearah jam , dari luar terdengar suara ibu sedang berkicau gara-gara aku bangun kesiangan. Sementara ayah sudah menungguku diluar. Aku berlari menuju ayah yang mengeleng-gelengkan kepalanya karna melihat kelakuan ku.
                ‘ dasar kamu , makanya kalau tidur jangan kayak sapi ! ‘ ucap ayah seraya menghidupkan mesin motornya. Aku tidak memperdulikan itu aku langsung menaiki motor ayah dan menyuruh ayah cepat mengantar ku kesekolah karna sebentar lagi gerbang akan ditutup.
Sesampai nya aku disekolah aku langsung berlari menuju kelas ku yang terbilang jauh dari pintu gerbang. Huh . bodohnya aku !
                ‘ untung kamu ngga telat. ‘ ucap temanku.
                ‘ hha. Olin mana ? ‘ tanyaku pada Tiwi 
                ‘ ngga tahu , ngga masuuk kya nya. ‘
huh , oh ya aku lupa sekarang aku sudah memiliki teman-teman selain Olin , kami sering melakukan hal bersama-sama. Aku sangat menyayangi mereka berempat ( Olin , Tiwi , Andin sama Fatya )
Aku kurang menikmati pelajaran hari ini tubuhku terasa sangat lemas , mungkin sudah lebih dari lima kali aku menguap karna mengantuk. Hahh, kapan pelajaran ini berakhir aku ingin mendengar nyanyian nyaring bunyi bel yang menandakan bahwa guru ini harus cepat-cepat keluar dari kelasku.
                ‘ tadi pagi kamu dicariin Fajar. ‘ Tiwi membuat rasa kantuk ku hilang , ia barusan berkata bahwa pagi ini kak Fajar mencariku.
                ‘ ia tah ? kok tahu kamu ? ‘
                ‘ is. Ia tahulah orang dia nanya nya sama aku geh. ‘
                ‘ oh. ‘
Senyumku langsung melebar , ntah apa yang sedang aku rasakan sekarang ? aku merasa sangat senang saat mengetahui bahwa kak Fajar mencariku pagi ini. Dan bodohnya aku mengapa aku tidak berangkat lebih pagi agar bisa menemui nya. Ini semua gara-gara aku tidur kemalaman dan bangun kesiangan.
                *TETTTT !!!
Yess , istirahat ! aku berharap kak Fajar menemui ku dan kembali mengulang pertanyaannya semalam. Aku terus menunggu kak Fajar dikelas , tiba-tiba Andin mendatangi ku.
                ‘ kekantin yok ya ? ’ ajak Andin.
                ‘ engga ah , males lo ndin. Ajak yang lain aja. ‘
                ‘ yang lain udah dikantin semua. ‘ ucap Andin sambil mengerutkan alisnya.
                ‘ ya udah. Ayok ! ‘
aku dan Andin berjalan menuju kantin , sesampainya aku dan Andin dikantin aku melihat rombongan kak Fajar sedang berada didalam kantin itu juga. Mati aku ! aku langsung menarik tangan Andin dan mengajaknya pergi dari kantin itu.
                ‘ kenapa lagi sih ? ‘ Tanya Andin bingung.
                ‘ males lah , ada Fajar disitu. Malu akunya. ‘
                ‘ halahhh , padahal aku ini lapar betul lo. ‘ Andin mengelus-elus perutnya , aku jadi tidak enak padanya gara-gara aku. Ia harus menunda laparnya , huhh dasar aku ini.
                ‘ maaf iya ndin , jadi ngga enak akunya. ‘
                ‘ iya ngaa apa apa kok. ‘
Andin emang teman aku yang paling sabar. Ia jarang marah. Kemudian aku dan Andin masuk kelas dan duduk dibangku masing-masing. Aku mendengar tawa beberapa anak dari luar jendela kelas ku. Tawaannya nyaring sekali sampai-sampai aku jadi tidak konsen menulis cerita dibuku coretanku.  Siapa sih ? bahagia amat kayaknya hidup mereka itu. Fatya dan Tiwi baru saja pulang dari wisata kuliner mereka , mereka terlihat bersemangat karena habis melahap semua jajanan dikantin. Sedangkan Andin terlihat bersungut-sungut karena kelaparan.
                Sesaat sehabis Tiwi dan Fatya kembali kekelas terdengar bunyi bel dari utara kelasku. Kak Fajar tidak menemuiku , padahal aku kira ia akan menyatakan cinta padaku. Ahh , aku menjadi malas lagi untuk belajar.

                *barusan saja bel berdering , akhirnya pulang juga. Aku sangat tidak bersemangat hari ini , yang semua aku bayangkan tidak terjadi dihari ini. Mungkin besok atau besoknya atau besoknya atau mungkin besok-besoknya lagi pengaharapan ku itu akan terjadi. Aku berjalan menuju gerbang , aku melihat ayah sedang menungguku sepertinya ia sudah lama menunggu anaknya ini.
Sampai juga akhirnya dirumah , aku langsung mengganti pakaian ku dan memanjakan diriku dikasur. Lelahnya ....
.......................................
                ‘ Haya , masih bisa bangun engga kira-kira ? ‘ jerit ibu
                ‘ iya , ini udah bangun lo. ‘
Hooammmmm , aku masih ngantuk dan belum mau beranjak dari kasurku. Aku mencari-cari dimana letak ponselku. Aku mengambil ponselku yang ku taruh dibawah bantalku kau melihat ternyata aku memiliki empat pesan baru di inbox-ku. Aku langsung membukanya dan empat-empatnya semua dari kak Fajar. Kak Fajar sampai tiga kali mengirimi ku pesan karena aku tidak membalas pesan yang dikirimnya pertama kali.
Ahh , tapi aku malas sekali untuk beranjak dari tempat tidur. Aku terpaksa bangun dan berjalan keluar kamar , aku masih saja mendengar ibuku berkicau tidak jelas aku tidak memperdulikannya dan pergi mandi.
                Malam ini , malam yamg mendung kupandangi langit dari jendela kamarku tidak tampak satu bintang pun dilangit malam ini. Aku menoleh kearah jam , sudah hampir jam tujuh malam. Malam minggu yang membosankan , aku mulai berfikir betapa malangnya aku yang hampir 15 tahun melewati malam minggu tanpa seorang “ pacar “. Pacar ? apa-apaan aku ini , pasti ibu dan ayah akan marah jika mereka tahu bahwa anak mereka ini sedang mendambakan seorang pacar. Ayah tidak pernah mengizinkan aku untuk bergaul terlalu bebas dengan teman laki-laki ku baik yang disekolah maupun yang diluar sekolah. Tapi , bagaimana jika aku tidak mendapat-dapat pacar sampai aku menjadi perawan tua. Haaaaaaaah .........
.......................................
                Pagi yang cerah, aku baru terbangun dari tidurku dan langsung menuju kamar mandi. Hari ini hari minggu pasri ibu sudah membuatkan daftar pekerjaanku  hari ini. Aku sangat malas jika hari minggu sudah tiba.
                ‘ Haya , ibu mau pergi sama ayah kamu jangan main kemana-mana iya ! ‘
                ‘ iyaaaaaaaaaa. ‘ jawabku.
Kemudian ayah dan ibu pergi meninggalkan aku sendirian dirumah. Sangat menyebalkan harus menjaga rumah disaat anak-anak lain sedang asik berjalan dengan teman-teman atau pacarnya.
                Jarum jam menunjuk angka sepuluh , aku hanya termenung diruang tengah ku sambil menonton acara yang sebernarnya tidak aku sukai. Suara ponselku membubarkan lamunan ku. Mana ? mana ponselku , deringnya seperti dering panggilan , aku mengambil ponselku yang terjatuh dibawah kursi.
                ‘ halo. ‘
                ‘ halo. Haya. ‘
                ‘ siapa ini ? ‘
                ‘ ya ampun , ini kak Fajar lo ya. ‘
hore , akhirnya dia menelfonku juga ...
                ‘ ohh . hha. ‘
                ‘ ehm , dek soal yang waktu itu gimana ?
                  apa jawaban kamu ? ‘
                ‘ apanya ? ’
                ‘ yang itu loh , lupa tah ? ‘
                ‘ oh . iya inget kok. ‘
                ‘ terus ? gimana , mau gak kamu ? ‘
                ‘ hha. Iyya udah sekarang aku cewe kamu ka. ‘
                ‘ makasih dek. ‘
                Ya ampun , sekarang aku sudah memiliki pacar ? apa iya aku sudah memiliki pacar ? bagaimana jika ayah dan ibu tahu tentang hari ini ? ahh, aku pasti bisa meyakinkan mereka bahwa ini hal yang wajar. Aku dan kak Fajar masih berbincang ditelfon , aku melihat kearah jam , jam  10 : 23
10:23 and Fajar is mine Date :             17o8o9
                10 : 23 am